
Suatu ketika Aby mengajak aku pulang ke kampung halamanya di Madura, tepatnya disebuah pulau kecil (Giligenting) kalau tdk salah hanya 4 desa, saat waktu luang kami berkeliling beserta si kakak dan dede mengelilingi pulau tersebut dgn motor, kami berhenti di tepi pantai tepatnya di depan sebuah lapangan dekat PAL, atau tapal batas desa aby berceritera “ (sambil duduk disisi tebing/penangkal ombak) “saat kakak kecil di sini tpt kami main bola, dahulunya pesisir laut jauh disana (sambil menunjuk ke arah laut) disini tidak ada tebing , yg ada hamparan pasir dan tumbuhan kelapa, aku bertanya kenapa bisa seperti ini ? penambang pasir yg jadi penyebabnya.!
bila menyimak cerita suamiku, Jadi ingat pelajaran sekolah “ Abrasi yg terjadi bukan hanya karena penambang pasir tapi juga disebabkan oleh penggalian batuan hampar /gelar yg sebenarnya fungsinya untuk meredam ombak (ini aku ketahui ketika air surut & kakak mengajak aku mencari ikan), adapun pemecah ombak, kalau kata kakak “phelendhungan, bisa efektif manakala dibuat dalam bentuk leter “L
solusinya
sebenarnya saat pemilihan kepala desa bringsang (Sutlan SE) yg pertama kakak sudah pernah meminta secara lisan, agar penambangan pasir pantai dikendalikan , begitu juga pengalian batu gelar dan meracuni ikan dengan racun potas (sangkali) karena racun selain membunuh ikan yang kecil juga bisa mematikan karang, tahukah anda, berapa lama karang tumbuh dalam 1 thn ? hanya satu CM !.. padahal karang tempat berkembang biaknya ikan.
Jadi solusinya ada pada kebijakan yg berkuasa saat itu, dan kelapangan hati masyarakat yang terlibat agar bertindak secara arif terhadap lingkungan, maka kendalikan penambangan liar, penggalian batu dan meracuni ikan yg berakibat pada matinya karang,.
Sebuah ungkapan bijak pernah kita dengar “ lingkungan dan habitatnya bukan warisan, namun titipan anak cucu
Sebuah ayat juga mengingatkan kepada kita
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS 30;41)
Dah yah !.. lain kali di sambung lagi, karena banyak pengalaman yg bisa dijadikan ibrah saat kita bepergian, suamiku selalu menekankan agar jeli, dan teliti ,pandai mengambil pelajaran dari setiap yg kita lihat, dengar dan rasakan..