Sabtu, 04 April 2009

PANTUN KEKECEWAAN

Pisau raut hilang di rimba
Pakaian anak raja di juddah
Karam dilaut boleh di timba
Karam di hati bilakah sudah

Padi jangan di campur antah
Melakut tinggal sekam melayang
Hatiku jangan di kasi patah
Meskipun saya dagang terbuang

Kayu cendana di atas batu
Sudah di ikat bawa pulang
Adat didunia memang begitu
Benda buruk tidak di pandang

Banyaklah orang menanam pulut
Saya seorang menanam padi
Banyaklah orang karam di laut
Saya seorang karam di hati

Anak punai anak merbah
Hinggap di tonggak mencari sarang
Anak sungai lagikah beruba
Inikah pula hati orang

Apa di harap padi di sebrang
Entah kan jadi entah kan tidak
Apa di harap kasihnya orang
Entah kan jadi entah kan tidak

Cahaya bulan di liput awan
Di puput bayu awan berlalu
Hasrat hatiku padamu tuan
Malang diriku tuan tak tahu

Dari arap tuan ke aceh
Naik ke jawa berkebun serai
Apa di harap pada yang kasih
Badan dan nyawa lagi bercerai

Selasih di teluk dalam
Datang kapas lubuk tempurung
Saya umpama si burung balam
Mata terlepas badan terkurung

Anak buaya terenang-renang
Anak kunci dalam perahu
Hanya saya terkenang-kenang
Orang benci saya tak tahu

Masuk hutan berburu musang
Musang mati di jerat orang
Macam mana hati tak bimbang
Ayam di sangkar di sambar elang

Sakit menebang kayu berlubang
Kayu hidup dimakan api
Sakit menumpang kasih orang
Dari pada hidup baiklah mati

Asal kapas menjadi benang
Dari benang di buat kain
Barang lepas usah di kenang
Sudah menjadi hak yang lain

Apa guna pasang pelita
Kalau tidak dengan sungguhnya
Apa guna bermain mata
Kalau tidak dengan sesungguhnya

Biji saga nampaklah merah
Bawa segenggam pergi ke kota
Hati kecewa amatlah parah
Tidur bertilam sih air mata

Dari jawa ke bengkulu
Membeli keris di inderagiri
Kawan ketawa ramai selalu
Kawan menangis seorang diri

Anak ayam turun satu
Mati se ekor habis hilang
Tiada untung modal tak tentu
Perahu tersadai di atas galang

Pukul gendang tiup nafiri
Anak keling mandi minyak
Saya umpama rumput di bumi
Rendah sekali pada yang banyak

Orang jawa pulang ke jawa
Membawa pulang tiang bersambung
Badan terletak putuslah nyawa
Nyawa tak dapat di hubung

Akar nibung meresap-resap
Akar mati dalam perahu
Terbakar kampung nampak asap
Terbakar hati siapa yang tahu

Orang aceh sedang sembahyang
Hari jumat tengah hari
Pergilah kasih pergilah sayang
Pandai-pandai menjaga diri

Tuan putri tersandung batu
Ambil obat di atas parah
Alangkah sedih cinta tak restu
Jiwa merana hati sengsara

Nyiur muda luruh setandan
Di ambil sebiji lalu di belah
Sudah nasip permintaan badan
Kita di bawa kehendak Allah


1 komentar:

Komentar Anda Adalah Bentuk Kepedulian Terhadap Kami....
Terima Kasih

GILIGENTING POLO RADDIN

Silahkan Baca Juga