Senin, 26 Juli 2010

Beberapa nama lain dari malam Nisfu Sya'ban.



1. Malam Tasfir (menutup)
As_Subki menuturkan dalam tafsirnya, Sesungguhnya malam nisfu Sya'ban menutup dosa-dosamu setahun, sedang malam jum'at menutup dosa-dosa sehingga, dan malam lailautul qadar menutup dosa-dosa seumur hidup. Artinya menghidupkan malam-malam ini (dengan ibadah) menjadi sebab ditutup (dihapus) dosanya.


2. Malam Kehidupan.
Di riwayatkan Al-Mundziri dengan marfu, " Barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam nisfu Sya'ban tidaklah akan mati hatinya pada harinya hati-hati ini mati ".


3. Malam Syafa'at.
Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. minta Kepada Allah SWT. pada malam ketiga belas akan syafa'at kepada ummatnya lalu Allah memberinya sepertiga, beliau minta itu kepada-Nya pada malam keempat belas lalu Allah membernya dua pertiga dan beliau minta itu pada malam kelima belas lalu Allah memberinya seluruhnya kecuali orang yang lari melepaskan diri dari Allah seperti larinya unta. Yakni lari dan menjauh dari Allah dengan melanggengkan perbuatan durhaka.


4. Malam Maghrifah.
Diriwayatkan Imam Ahmad, sesungguhnya Muhammad Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah nampak pada malam setengah Sya'ban kepada hamba-hamba-Nya lalu mengampuni kepada penghuni bumi kecuali dua orang laki-laki, yaitu orang musyrik dan orang yang mendendam".


5. Malam Kemerdekaan.
Diriwayatkan Ibnu Ashaq, dia berkata,
" Rasulullah Saw. pernah mengutuskan ke rumah Aisyah ra. dalam sebuah keperluan. Berkatalah aku pada Aisyah, " Cepatlah karena aku telah meninggalkan Rasulullah Saw., sedang menceritakan pada mereka tentang malam nisfu Sya'ban ". Aisyah berkata, " Ya unais, duduklah sehingga aku menceritakan padamu tentang hadist malam nuisfu Sya'ban. Malam itu adalah malam bagianku dari Rasulullah Saw. Datanglah beliau dan masuk bersamaku dalam selimutku . Aku terbangun pada tengah malam dan aku tidak menemukannya lagi ". Berkatalah aku,
" Mungkin beliau pergi kepada perempuan mudanya Al-Qibthinya ". Maka keluarlah aku dan lewat di mesjid lalu kakiku menyentuhnya sedang beliau bersabda,
" Telah sujud kepada-Mu tubuh dan diriku dan bercium kepada-Mu hatiku. Ini tanganku dan apa yang aku petik dengannya atas diriku. Wahai Tuhanku yang Maha Aguing yang di harapkan untuk setiap urusan-urusan besar, ampunilah dosa yang besar . Wajahku sujud kepada Tuhanku yang telah menciptakannya, membuat rupanya , membelah pendengaran dan penglihatannya " . Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bersabda,
" Ya Allah, berilah aku rizqi hati yang taqwa, bersih dari syirik, dan suci, tidak kafir dan pula tidak celaka ". Kemudian kembali sujud lagi dan aku mendengarnya bersabda ,
" Aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan -Mu dan dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu dan dengan Engkau dari Engkau aku tidak dapat menghitung pujan terhadap-Mu , Engkau seperti Engkau memuji pada Dzat-Mu sendiri ". Aku berkata sebagaimana yang dikatakan saudaraku Dawud, " Aku membenamkan wajahku dalam debu untuk Tuan-Ku dan memang seharusnya dia di benamkan dalam debu untuk Dzat Tuannya ". Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan berkatalah aku, "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusan engkau , engkau dalam sebuah lembah dan akupun dalam sebuah lembah yang lain ". Bersabdalah beliau , "Ya Humaira, bukanlah engkau mengetahui bahwa sesungguhya malam hari ini adalah malam nisfu Sya'ban.
Sesungguhnya Allah SWT. memilki orang-orang yang dimerdekakan dari neraka pada malam ini sebanyak bilangan kambing suku kalbin, kecuali enam golongan, yaitu:


1. Bukan peminum arak;
2. Bukan orang yang berani kepada kedua orang tua;
3. Bukan orang yang melangsungkan zinah;
4. Bukan orang yang memutus hubungan famili;
5. Bukan pengadu domba; dan
6. Bukan mudharrib.

Dalam sebuah riwayat mushawwir ( menggambar ) sebagai ganti mudharrib ( mendorong permusuhan ).


6. Malam Pembagian dan Penentuan.
Diriwayatkan Atha bin Yasar, dia berkata, "Apabila datang malam nisfu Sya'ban di salinlah bagi malaikat maut setiap orang yang akan mati dari Sya'ban kepada Sya'ban berikutnya. Dan sesungguhnya seorang hamba benar-benar sedang menanam tanaman, mengawini beberapa istri dan membangun bangunan, padahal namanya telah disalin dalam deretan orang-orang mati. Dan tidaklah malaikat maut menunggu kecuali untuk diperintahkan dengan hamba itu lalu dia akan mencabutnya.

Ihya' Ulumuddin

1 komentar:

Komentar Anda Adalah Bentuk Kepedulian Terhadap Kami....
Terima Kasih

GILIGENTING POLO RADDIN

Silahkan Baca Juga