Sabtu, 11 Juli 2009

KESENIAN HADRAH


Hadrah adalah lantunan sholawat atas nabi dan puji-pujian yang di iringi tabuhan alat musik berbentuk bundar dengan permukaan yang terbuat dari kulit binatang, di pulau giligenting kesenian ini masih ada karena bagi masyarakat giligenting hadrah biasa di pergunakan sebagai pengiring dalam acara pernikahan, menurut informasi yang saya dapat kesenian hadrah di pulau giligenting berkembang sekitar tahun 1950-an perkumpulan hadrah ini beranggotakan 20 orang. Perkumpulan seni hadrah ini terus eksis sampai di masa tahun 1980-an.

Smakin lama hadrah di giligenting smakin hilang karena pada tahun 1980-an masyarakat giligenting banyak yang merantau ke jawa maupun ke pulau kalimantan, hadrah adalah budaya jadi bagaimana menjaga dan melestarian kesenian hadrah agar tidak hilang di telan masa, seiring dengan berkembang pesatnya dunia seni dan musik yang kian mudern, PHBU (Perkumpulan Hadrah Budi Utomo) adalah nama dari perkumpulan seni hadrah dari desa aenganyar,perkumpulan hadrah yang beranggotakan lebih dari 20 orang terdiri dari seorang pemfida (penyanyi red) pemukul sayap kanan dan kiri serta tengah sebagai penari (perudhad).

Saya sebagai penulis optimis sekali kesenian ini akan berkembang pesat seiring dengan tren lagu-lagu islam berbahasa madura yang marak di minati oleh masyarakat giligenting. Seni hadrah di pulau giligenting akan rami di jumpai pada bulan syawal karena kebiasan masyarakat giligenting pada bulan ini banyak yang menyelenggarakan pernikan putra putri-nya pada bulan ini, biasanya seni hadrah ini sebagai pengiring manten pria untuk bersanding dipelaminan. Dan demi menjaga keutuhan perkumpulan biasanya setiap seminggu sekali di adakan pagelaran di tiap-tiap anggota perkumpulan hadrah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda Adalah Bentuk Kepedulian Terhadap Kami....
Terima Kasih

GILIGENTING POLO RADDIN

Silahkan Baca Juga